Minggu, 31 Oktober 2010

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam rangka menuju masyarakat yang adil dan makmur maka pembangunan dilakukan disegala bidang. Pembangunan di bidang kesehatan yang merupakan bagian interaksi dari pembangunan nasional yang secara keseluruhanya perlu digalakkan pula. Hal ini telah digariskan dalam sistem kesehatan nasional antara lain disebutkan bahwa sebagai tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk atau individu agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan pembangunan nasional. Pembangunan di bidang kesehatan mempunyai arti yang penting dalam kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara tersebut erat kaitannya dengan pembinaan dan pengembangan SDM dan meningkatkan kesehatan. Untuk mencapai keberhasilan sebagai modal dasar pembangunan nasional (Digitized by USU Digital Library, www.library.usu.ac.id, 2003).
Gambaran masyarakat Provinsi Jawa Tengah masa depan yang ingin dicapai oleh segenap komponen masyarakat melalui pembangunan kesehatan Provinsi Jawa Tengah adalah Jawa Tengah Sehat 2010 yang mandiri dan bertumpu pada potensi daerah. Untuk mewujudkan visi tersebut ada empat misi yang diemban oleh seluruh jajaran petugas kesehatan di masing-masing jenjang administrasi pemerintahan, yaitu menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan, mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat dengan bertumpu pada potensi daerah, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau bagi seluruh masyarakat Jawa Tengah, dan mendorong pemeliharaan dan peningkatan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.
Guna mempertegas rumusan Visi Jawa Tengah Sehat itu, telah ditetapkan indikator-indikatornya secara lebih terinci yang mengacu pada Indikator Indonesia Sehat 2010, yang terdiri atas indikator derajat kesehatan sebagai hasil akhir yang terdiri atas indikator-indikator untuk mortalitas, morbiditas, dan status gizi, indikator hasil antara, yang terdiri atas indikator-indikator untuk keadaaan lingkungan, perilaku hidup, akses dan mutu pelayanan kesehatan, serta indikator proses dan masukan yang terdiri atas indikator-indikator untuk pelayanan kesehatan, sumber daya kesehatan, manajemen kesehatan, dan kontribusi sektor terkait.
Buletin Organisasi Kesehatan Dunia 2006 ( www.who.int/bulletin) menerangkan bahwa pertahunnya sekitar 16,2 juta anak meninggal dan sekitar 14 % terjadi di wilayah Asia. Angka Kematian Bayi di Provinsi Jawa Tengah tahun 2008 sebesar 9,17/1.000 kelahiran hidup, menurun bila dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar 10,48/1.000 kelahiran hidup. Apabila dibandingkan dengan target dalam Indikator Indonesia Sehat tahun 2010 sebesar 40/1.000 kelahiran hidup, maka AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun 2008 sudah melampaui target, demikian juga bila dibandingkan dengan cakupan yang diharapkan dalam MDG ( Millenium Development Goals ) ke - 4 tahun 2015 yaitu 17/1.000 kelahiran hidup. (Profil kesehatan Propinsi Jawa Tengah 2008)
AKABA di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2008 sebesar 10,12/1.000 kelahiran hidup, menurun bila dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar 12,77/ 1.000 kelahiran hidup. Apabila dibandingkan dengan target dalam Indikator Indonesia Sehat tahun 2010 sebesar 58/1.000 kelahiran hidup, maka AKABA di Provinsi Jawa Tengah tahun 2008 sudah melampaui target, demikian juga bila dibandingkan dengan cakupan yang diharapkan dalam MDG ( Millenium Development Goals ) ke - 4 tahun 2015 yaitu 23/1.000 kelahiran hidup. (Profil kesehatan Propinsi Jawa Tengah 2008)
Dalam upaya menyetabilkan AKB dan AKABA serta untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak balita, angka kelahiran agar terwujud keluarga kecil bahagia dan sejahtera, pelaksanaannya tidak saja melalui program-program kesehatan, melainkan berhubungan erat dengan program KB. Upaya menggerakkan masyarakat dalam keterpaduan ini digunakan pendekatan melalui pembangunan kesehatan masyarakat desa, yang pelaksanaanya secara operasional dibentuklah Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).
Posyandu ini merupakan wadah titik temu antara pelayanan professional dari petugas kesehatan dan peran serta masyarakat dalam menanggulangi masalah kesehatan masyarakat terutama dalam upaya penurunan angka kematian bayi dan angka kelahiran nasional (Digitized by USU Digital Library, www.library.usu.ac.id , 2003).
Partisipasi masyarakat dalam penimbangan di posyandu Provinsi Jawa Tengah tahun 2008 sebesar 76,47%, angka ini sedikit lebih tinggi dari target yang harus dicapai pada tahun tersebut sebesar 76%. Bila dibandingkan dengan pencapaian tahun 2007 sebesar 71,23 %, terlihat kenaikan seiring dengan kegiatan penyuluhan yang dilakukan petugas kepada masyarakat tentang pentingnya penimbangan balita secara teratur tiap bulan dalam setiap pertemuan kader maupun kegiatan sosial lainnya. Data partisipasi masyarakat (D/S) di posyandu Kabupaten Blora tahun 2009 menunjukkan 76,6 % (Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Blora. 2009). Banyak hal dapat mampengaruhi tingkat pencapaian partisipasi masyarakat dalam penimbangan di posyandu antara lain tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan masyarakat, faktor ekonomi dan sosial. (Profil kesehatan Propinsi Jawa Tengah 2008).
Partisipasi masyarakat dalam penimbangan (D/S) di posyandu tersebut digambarkan dalam perbandingan jumlah balita yang ditimbang (D) dengan jumlah balita seluruhnya (S). Semakin tinggi partisipasi masyarakat dalam penimbangan di posyandu maka semakin baik pula data yang dapat menggambarkan status gizi balita.
Data Puskesmas Rowobungkul, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora dari bulan Oktober sampai dengan Desember 2009 partisipasi masyarakat ke posyandu (D/S) sebanyak 48,41 %. Di Puskesmas Rowobungkul terdapat 12 desa binaan yaitu Desa Rowobungkul, Desa Sambonganyar, Desa Gedebeg, Desa Bergolo, Desa Bandungrojo, Desa Plumbon, Desa Kendayaan, Desa Kedungsatrian, Desa Karangtengah, Desa Jetakwanger, Desa Sumberejo 11 dan Desa Sendangagung.
DATA PARTISIPASI MASYARAKAT YANG BERKUNJUNG KEPOSYANDU (D/S) PUSKESMAS ROWOBUNGKUL
BULAN OKTOBER s/d DESEMBER 2009
No Desa Bulan Oktober Bulan November Bulan Desember Rata - Rata
1 Rowobungkul 50,25% 50,24% 51,69% 50,72%
2 Sambonganyar 43,10% 40,23% 40,81% 41,38%
3 Gedebeg 46,15% 45,13% 45,92% 45,73%
4 Bergolo 73,27% 52,48% 59,22% 61,65%
5 Bandungrojo 43,31% 41,40% 42,68% 42,46%
6 Plumbon 49,62% 51,91% 50,38% 50,63%
7 Kendayaan 41,41% 36,72% 39,06% 39,06%
8 Kedungsatrian 54,13% 52,29% 57,14% 54,52%
9 Karangtengah 47% 55% 57,85% 53,28%
10 Jetakwanger 47,76% 54,89% 53,73% 52,13%
11 Sumberejo 11 43,54% 46,94% 45,95% 45,47%
12 Sendangagung 51,16% 52,33% 56,32% 53,27%

Tabel 1.1 Persentase Partisipasi Masyarakat(D/S) Puskesmas Rowobungkul
(Sumber : Data Puskesmas Rowobungkul 2009)

Dari kedua belas desa tersebut Desa Kendayaan yang partisipasi masyarakatnya di posyandu paling rendah. Hasil ini sangat jauh dari Standar Pelayanan Minimal yang menargetkan 80%. Di Desa Kendayaan terdapat satu posyandu yaitu Posyandu Melati. Jumlah bidan ada 1 orang dan jumlah kader 5 orang. Berdasarkan prasurvey di lokasi diperoleh data dari tiga bulan terakhir (Januari - Maret 2010) yaitu pada bulan Januari cakupan D/S di Posyandu Melati mencapai 38,84%, bulan Febuari mencapai 46,28%, bulan Maret mencapai 39,66%. Tingkat Partisipasi Masyarakat di Posyandu Melati, Desa Kendayaan, di Wilayah Kerja Puskesmas Rowobungkul, Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu balita tentang posyandu, keaktifan kader posyandu, keaktifan petugas puskesmas, dan usia anak balita itu sendiri. Dari pra survey terhadap 10 responden didapati bahwa responden tersebut rata-rata tingkat pendidikannya pendidikan dasar, tingkat pengetahuan tentang posyandu kurang, taraf ekonomi mereka rendah yaitu kurang dari Rp. 550.000,-
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Posyandu Melati, Desa Kendayaan, di Wilayah Kerja Puskesmas Rowobungkul, Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya partisipasi masyarakat (D/S) yang berkunjung ke posyandu.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari data yang ada, maka masalah dalam penelitian ini adalah “Faktor - Faktor Apa Saja Yang Mempengaruhi Rendahnya Partisipasi Masyarakat (D/S) Dalam Berkunjung ke Posyandu Melati Desa Kendayaan di Wilayah Kerja Puskesmas Rowobungkul, Dinas Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2010.”


C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya Partisipasi Masyarakat (D/S) dalam berkunjung ke Posyandu Melati, Desa Kendayaan, di wilayah kerja Puskesmas Rowobungkul, Dinas Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2010.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui deskripsi tingkat pengetahuan ibu yang berkunjung ke Posyandu Melati, Desa Kendayaan, di wilayah kerja Puskesmas Rowobungkul, Dinas Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2010.
b. Untuk mengetahui deskripsi tingkat pendidikan ibu yang berkunjung ke posyandu Melati, Desa Kendayaan, di wilayah kerja Puskesmas Rowobungkul, Dinas Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2010.
c. Untuk mengetahui deskripsi tingkat ekonomi ibu yang berkunjung ke posyandu Melati, Desa Kendayaan, di wilayah kerja Puskesmas Rowobungkul, Dinas Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2010.
d. Untuk mengetahui deskripsi tingkat partisipasi masyarakat yang berkunjung ke posyandu Melati, Desa Kendayaan, di wilayah kerja Puskesmas Rowobungkul, Dinas Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2010.

e. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan partisipasi masyarakat yang berkunjung ke posyandu Melati, Desa Kendayaan, di wilayah kerja Puskesmas Rowobungkul, Dinas Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2010.
f. Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu dengan partisipasi masyarakat yang berkunjung ke posyandu Melati, Desa Kendayaan, di wilayah kerja Puskesmas Rowobungkul, Dinas Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2010.
g. Untuk mengetahui hubungan tingkat ekonomi ibu dengan partisipasi masyarakat yang berkunjung ke posyandu Melati, Desa Kendayaan, di wilayah kerja Puskesmas Rowobungkul, Dinas Kesehatan Kabupaten Blora Tahun 2010.
D. MANFAAT
1. Bagi Peneliti
Menambah pengalaman dalam penelitian serta sebagai bahan untuk penerapan ilmu yang telah didapat selama perkuliahan.
2. Bagi Pengelola Program
Sebagai bahan masukan untuk memotifasi masyarakat demi tercapainya partisipasi masyarakat (D/S) di posyandu sesuai target Standart Pelayanan Minimal.

3. Bagi Peneliti Lain
Sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian-penelitian di tempat lain dengan desain yang berbeda.
4. Bagi Ibu yang Mempunyai Balita
Menambah pengetahuan ibu tentang manfaat posyandu dan sebagai masukan dan evaluasi peran serta ibu dalam kegiatan pelayanan posyandu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar