Minggu, 31 Oktober 2010

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. HASIL PENELITIAN
A. Analisa Univariat
1. Tingkat Pengetahuan
Jumlah responden menurut tingkat pengetahuan tentang posyandu dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1
Distribusi Frekwensi Pengetahuan Responden Mengenai Posyandu

No Pengetahuan Frekwensi (f) Persentase (%)
1
2
3 Baik (skor 16-20)
Cukup (skor 12-15)
Kurang (skor < 11) 23
39
26 26,1
44,3
29,5
Jumlah 88 100,0

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan responden yang berpengetahuan baik sebesar 26.1 %, berpengetahuan cukup 44,3 %, dan 29,5% berpengetahuan kurang.





2. Tingkat Pendidikan
Jumlah responden menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.2
Distribusi Frekwensi responden berdasarkan tingkat pendidikan
No Pendidikan Frekwensi (f) Persentase (%)
1
2
3 Dasar
Menengah
Tinggi 50
27
11 56,8
30,7
12,5
Jumlah 88 100,0


Tingkat Pendidikan responden menurut tabel 4.5 menunjukan proporsi tingkat pendidikan responden terbanyak adalah berpendidikan dasar sebanyak 56,8 %, berpendidikan menengah sebanyak 30,7 % dan berpendidikan tinggi sebanyak 12,5 %.
3. Tingkat Ekonomi
Jumlah responden menurut tingkat ekonomi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.3
Distribusi Frekwensi responden berdasarkan tingkat ekonomi

No Ekonomi Frekwensi (f) Persentase (%)
1
2
3 Rendah
Sedang
Tinggi 31
55
2 35,2
62,5
2,3
Jumlah 88 100,0

Berdasarkan paparan tabel diatas menunjukkan bahwa responden dengan tingkat ekonomi rendah sebanyak 35,2 %, proporsi tingkat ekonomi responden terbesar adalah ekonomi sedang sebanyak 62,5 %, sedangkan tingkat ekonomi tinggi sebanyak 2,3 %.
4. Tingkat Partisipasi Masyarakat
Jumlah responden menurut tingkat partisipasi masyarakat yang berkunjung ke posyandu dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.4
Distribusi Frekwensi responden berdasarkan tingkat partisipasi masyarakat

No Partisipasi masyarakat Frekwensi (f) Persentase (%)
1
2 Baik
Kurang 39
49 44,3
55,7
Jumlah 88 100,0

Dari hasil penelitian menunjukkan responden dengan tingkat partisipasi masyarakat baik sebanyak 44,3 %, sedangkan responden yang menunjukkan tingkat partisipasi kurang sebanyak 55,7 %.
B. Analisa Bivariat
1. Hubungan tingkat pengetahuan dengan tingkat partisipasi masyarakat yang berkunjung ke posyandu
Hasil uji hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat partisipasi masyarakat yang berkunjung ke posyandu dapat dilihat pada tabel silang berikut :

Tabel 4.5
Hubungan tingkat pengetahuan dengan tingkat partisipasi masyarakat yang berkunjung ke posyandu

No Tingkat Pengetahuan Partisipasi Masyarakat Total

Baik Kurang
n % n % n %
1
2
3 Baik
Cukup
Kurang 20
16
3 22,7
18,2
3,4 3
23
23 3,4
26,1
26,1 23
39
26 26,1
44,3
29,5
Jumlah 39 44,3 49 55,7 88 100,0

Pada paparan tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat ke posyandu dengan kriteria baik proporsi terbesar pada responden dengan tingkat pengetahuan baik sebesar 22, 7 %, responden dengan tingkat pengetahuan cukup sebesar 18,2 % dan proporsi terendah pada responden dengan tingkat pengetahuan kurang sebesar 3,4 %. Pada responden dengan kriteria kurang proporsi terbesar pada responden dengan tingkat pengetahuan cukup dan kurang sebesar 26,1% dan proporsi terendah pada responden dengan tingkat pengetahuan baik sebesar 3,4%.
Berdasarkan hasil uji chi-square untuk melihat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam berkunjung keposyandu diperoleh nilai chi-square (χ²) hitung sebesar 28,437 sedangkan nilai chi- square (χ²) tabel pada derajat kebebasan (df) = 2 dan tingkat kesalahan (α ) 5 % adalah 5,99 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan partisipasi masyarakat dalam berkunjung ke posyandu mengingat chi-square (χ²) hitung > chi- square (χ²) tabel.
Hasil uji chi-square pada tingkat kesalahan (α ) 5 % nilai p = 0,000 sedangkan p tabel = 0,05 menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut signifikan karena nilai p hitung lebih kecil dibanding p tabel.
2. Hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat partisipasi masyarakat yang berkunjung ke posyandu
Hasil uji hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat partisipasi masyarakat yang berkunjung ke posyandu dapat dilihat pada tabel silang berikut :
Tabel 4.6
Hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat partisipasi masyarakat yang berkunjung ke posyandu
No Tingkat Pendidikan Partisipasi Masyarakat Total
Baik Kurang n %
n % n %
1
2
3 Dasar
Menengah
Tinggi 9
24
6 10,2
27,3
6,8 41
3
5 46,6
3,4
5,7 50
27
11 56,8
30,7
12,5
Jumlah 39 44,3 49 55,7 88 100,0

Berdasarkan paparan tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat dengan kriteria baik proporsi terbesar pada responden dengan tingkat pendidikan menengah sebesar 27,3 %, tingkat pendidikan dasar 10,2 % dan proporsi terendah pada responden dengan tingkat pendidikan tinggi 6,8 %. Pada responden dengan kriteria kurang proporsi terbesar pada responden dengan tingkat pendidikan dasar yaitu 46,6 %, pendidikan tinggi 5,7 % dan proporsi terendah pada responden dengan tingkat pendidikan menengah 3,4 %.
Berdasarkan hasil uji chi-square untuk melihat hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam berkunjung keposyandu diperoleh nilai chi-square (χ²) hitung sebesar 36,236 sedangkan nilai chi- square (χ²) tabel pada derajat kebebasan (df) = 2 dan tingkat kesalahan (α ) 5 % adalah 5,99 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan partisipasi masyarakat dalam berkunjung ke posyandu mengingat chi-square (χ²) hitung > chi- square (χ²) tabel.
Hasil uji chi-square pada tingkat kesalahan (α ) 5 % nilai p = 0,000 sedangkan p tabel = 0,05 menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut signifikan karena nilai p hitung lebih kecil dibanding p tabel.





3. Hubungan tingkat ekonomi dengan tingkat partisipasi masyarakat yang berkunjung ke posyandu
Hasil uji hubungan antara tingkat ekonomi dengan tingkat partisipasi masyarakat yang berkunjung ke posyandu dapat dilihat pada tabel silang berikut :
Tabel 4.7
Hubungan tingkat ekonomi dengan tingkat partisipasi masyarakat yang berkunjung ke posyandu

No Tingkat Ekonomi Partisipasi Masyarakat Total
Baik Kurang n %
n % n %
1
2
3 Rendah
Sedang
Tinggi 6
31
2 6,8
35,2
2,3 25
24
0 28,4
27,3
0 31
55
2 35,2
62,5
2,3
Jumlah 39 44,3 49 55,7 88 100,0

Berdasarkan paparan tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat dengan kriteria baik proporsi terbesar pada responden dengan tingkat ekonomi sedang sebesar 27,3 %, tingkat ekonomi rendah 6,8 % dan proporsi terendah pada responden dengan tingkat ekonomi tinggi 2,3 %. Pada responden dengan kriteria kurang proporsi terbesar pada responden dengan tingkat ekonomi rendah yaitu 28,4 %, ekonomi sedang 27,3 % dan proporsi terendah pada responden dengan tingkat ekonomi tinggi 0 %.
Berdasarkan hasil uji chi-square untuk melihat hubungan antara tingkat ekonomi dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam berkunjung keposyandu diperoleh nilai chi-square (χ²) hitung sebesar 13,575 sedangkan nilai chi- square (χ²) tabel pada derajat kebebasan (df) = 2 dan tingkat kesalahan (α ) 5 % adalah 5,99 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara tingkat ekonomi dengan partisipasi masyarakat dalam berkunjung ke posyandu mengingat chi-square (χ²) hitung > chi- square (χ²) tabel.
Hasil uji chi-square pada tingkat kesalahan (α ) 5 % nilai p = 0,001 sedangkan p tabel = 0,05 menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut signifikan karena nilai p hitung lebih kecil dibanding p tabel.
II. PEMBAHASAN
Hasil penelitian terhadap faktor – faktor yang mempengaruhi rendahnya partisipasi masyarakat (D/S) dalam berkunjung ke Posyandu Melati, Desa Kendayaan, di Wilayah Kerja Puskesmas Rowobungkul, Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, setelah dilakukan analisa bivariat semua variable yang diteliti menunjukkan adanya hubungan yang signifikan. Dari hasil analisa yang menunjukkan adanya korelasi tersebut, penulis akan menjelaskan masing-masing variabel:
1. Hubungan tingkat pengetahuan dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam berkunjung ke posyandu.
Hasil penelitian pada variabel pengetahuan menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan partisipasi masyarakat dalam berkunjung ke posyandu sebesar 28,437 ( χ² tabel = 5,99). Dilihat dari nilai p = 0,000 sangat jauh lebih kecil dibanding nilai p tabel (0,05). Ini menjelaskan bahwa pengetahuan seseorang sangat mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam berkunjung keposyandu. Dari 26,1% responden yang pengetahuannya baik Sebagian besar tingkat partisipasinya dalam berkunjung ke posyandupun baik (22,7%), sedangkan responden yang pengetahuannya cukup dan kurang (73,8%) sebagian besar tingkat partisipasinya juga kurang (52,2%). Hal ini lebih dikarenakan sebagian besar tingkat pendidikan responden adalah berpendidikan dasar. Pengetahuan akan membawa seorang ibu untuk berfikir apakah ia harus berkunjung keposyandu untuk menimbangkan balitanya atau tidak, kemudian ia akan menilai apa yang akan ia peroleh apabila ia berkunjung ke posyandu. Setelah itu ia tahu bahwa dengan datang ke posyandu mempunyai banyak manfaat, maka ia tidak akan ragu – ragu lagi untuk berkunjung ke posyandu. Dengan demikian pengetahuan responden yang rendah akan menyebabkan partisipasi yang rendah pula. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmojo (2003) bahwa sebelum seseorang melakukan perubahan perilaku (berperilaku buruk), ia harus tahu terlebih dahulu arti tahu atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya.
Penelitian ini sesuai dengan teori Soetjiningsih (1995), dimana dari pengetahuan dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
2. Hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam berkunjung ke posyandu.
Berdasarkan hasil penelitian pada variabel pendidikan menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan partisipasi masyarakat dalam berkunjung ke posyandu sebesar 36,236 (χ² tabel = 5,99). Sedangkan dilihat dari nilai p = 0,000 sangat jauh lebih kecil dari p = standart (0,05). Ini menjelaskan bahwa pendidikan seseorang sangat mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam berkunjung keposyandu. Dari responden berpendidikan dasar (56,8%) sebagian besar mempunyai partisipasi kurang (46,6%), sedangkan yang berpendidikan menengah dan tinggi (43,2%) sebagian besar mempunyai partisipasi yang baik pula (34,1%). Hal ini dikarenakan masyarakat yang berpendidikan rendah akan bersikap masa bodoh terhadap perkembangan pengetahuan disekitarnya, sehingga masyarakat tidak peduli terhadap informasi atau sesuatu dari luar termasuk partisipasi masyarakat dalam berkunjung keposyandu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang signifikan atau ada perbedaan dikalangan ibu-ibu dengan pendidikan yang berbeda dalam berpartisipasi keposyandu. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin tinggi pula partisipasinya dalam berkunjng keposyandu.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Notoatmojo (2003) bahwa tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberikan respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberi respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan akan berfikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut. Pendidikan merupakan suatu usaha memindahkan ilmu pengetahuan kepada orang lain. Seseorang yang telah menerima pendidikan akan lebih berfikir secara rasional dan akan lebih mudah dalam menerima hal-hal yang dianggap menguntungkan termasuk pentingnya partisipasi dalam berkunjung keposyandu.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan ibu mempunyai pengaruh terhadap partisipasi seseorang dalam berkunjung keposyandu.
3. Hubungan tingkat ekonomi dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam berkunjung ke posyandu.
Hasil penelitian pada variabel ekonomi menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat ekonomi dengan partisipasi masyarakat dalam berkunjung ke posyandu sebesar 13,575 (χ² tabel = 5,99). Dilihat dari hasil nilai p = 0,001 menunjukkan bahwa korelasi antara kedua variabel tersebut signifikan karena p hasil lebih kecil dari p = standart (0,05). Dari 62,5% tingkat ekonomi sedang menunjukkan minat yang tinggi dalam berkunjung ke posyandu sebanyak 35,2 %, sedangkan responden dengan pendapatan rendah (35,2%) menunjukkan minat yang rendah dalam berkunjung ke posyandu (28,4%), berarti tingkat ekonomi seseorang sangat berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat dalam berkunjung ke posyandu. Hal ini dikarenakan sebagian besar responden mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Kondisi sakit juga akan menyebabkan kemunduran dibidang ekonomi, hal ini akan berakibat turunnya pendapatan dan penghasilan lain. Seseorang yang bekerja dan mempunyai penghasilan sendiri, akan memungkinkan atau memotivasi untuk melakukan lebih banyak pekerjaan. Begitu juga halnya dengan ibu-ibu yang mempunyai balita dengan tingkat ekonomi yang sedang dan tinggi untuk kebutuhan sehari-hari maka akan menambah motivasi untuk ikut berpartisipasi dalam berkunjung keposyandu. Sebaliknya dengan tingkat ekonomi yang rendah tetapi tidak diikuti dengan pola pengeluaran yang seimbang, maka akan mengurangi motivasi untuk melakukan pekerjaan, termasuk berpartisipasi dalam berkunjung keposyandu.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Green (2000) bahwa karakteristik ekonomi sebagai faktor predisposisi akan mempermudah terjadinya perubahan perilaku pada seseorang dalam memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan. Seseorang yang bekerja dan mempunyai penghasilan sendiri akan memotivasi untuk melakukan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal. Sebaliknya ekonomi yang rendah akan mengurangi motivasi seseorang untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal termasuk partisipasi masyarakat dalam berkunjung keposyandu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar